Tap...tap... terlihat seorang gadis yang berlari
tergesa-gesa di tengah rintikan hujan. Air matanya tersamar oleh air hujan yang
menimpa pipinya, tetapi hal tersebut tidak menyembunyikan raut wajahnya yang
ketakutan. Sambil sesekali menoleh kebelakang ia terus berlari melewati jalan
sepi di tengah hutan. Langkahnya terhenti tepat di atas sebuah tebing. Ia tak
bisa kemana-mana lagi. Seorang pria dengan seringainya yang mengerikan berjalan
perlahan mendekati gadis itu. Di tengah keputusasaanya ia memutuskan untuk
melompat dari tebing.
“Ah rupanya aku hanya bermimpi” Nadia terbangun
dengan nafas yang tersengal-sengal dan keringat membanjiri seluruh tubuhnya.
_
“Kau tahu Nadia? aku benci sekali dengan Edwin.
Memang dia pikir siapa dia? bisa datang dan pergi begitu saja. Aku bukan boneka
yang masih bisa tersenyum, meski sudah pernah di buang ke tong sampah dan di
pungut lagi. Hei Nad kau mendengarkanku bukan?” tanya Keyla yang melihat Nadia
tidak menanggapi curhatannya dan hanya melamun sambil menatap ke arah jalan raya. Di tengah lamunannya Nadia
melihat sebuah ambulans yang melaju dengan kecepatan tinggi dan tepat di
depannya sebuah sedan melaju dengan kecepatan yang sama. Keduanya akan
bertabrakan. “Awas !!!” spontan Nadia berteriak. Namun sebelum hampir bertabrakan ambulans tersebut
menghilang begitu saja.
“Hei ada apa Nadia?” tanya Keyla yang terkejut
dengan teriakan Nadia.
“Tadi.. aku melihat sebuah ambulans yang akan bertabrakan
dengan sebuah sedan”
“Mana aku tak melihat, lagipula jalanan juga sedang
macet” Keyla telingukan.
Nadia berlari menuju kampus meninggalkan Keyla. Ia
masuk ke toilet menyalakan keran lalu membasuh mukanya.
“Kau tak apa-apakan Nad?” Keyla masuk menyusul Nadia.
“Tidak, aku baik-baik saja Key”
“Aku tahu kamu orang yang tertutup, aku juga tidak
bermaksud untuk ingin tahu. Aku hanya khawatir. Akhir-akhir ini aku sering
melihat kau melamun semenjak...”
“Sudahlah Keyla” potong Nadia ,” Sudah kubilang aku
baik-baik saja!” bentak Nadia.
“Oke, baiklah kalau memang begitu” Keyla mengalah
lalu meninggalkan Nadia.
_
Malam ini Nadia kembali bermimpi. Ia berada di
tengah hutan yang gelap dan sepi. Tidak beda jauh dari mimpinya yang semalam.
Dari kejauhan ia melihat sesosok laki-laki berseragam putih. Jantungnya
berdebar dengan cepat. Baru saja ia ingin berlari, tetapi sebuah tangan terasa
mencekik lehernya. Laki-laki tersebut hanya berjarak beberapa sentimeter dari
dirinya. Wajahnya gosong dan kedua bola matanya yang tidak ada sehingga
menimbulkan lubang hitam yang sangat menyeramkan. Nadia masih berusaha untuk
melepaskan tangan laki-laki tersebut dari lehernya dan akhirnya berhasil. Ia
segera berlari menjauh. Namun laki-laki tersebut berhasil mendapatkan kembali
Nadia. Ia menarik tangan Nadia dengan keras hingga kukunya yang panjang
menembus kulitnya. Nadia mengerang kesakitan.
“Mau kemana Nadia? Kau adalah korban terakhir.
Seharusnya kau sudah mati bersama teman-temanmu waktu itu. Aku belum tenang
jika korban terakhirku belum mati. Maka dari itu aku akan membunuh mu
sekarang!” ucap laki-laki tersebut. Ia memegang sebuah pisau bersiap membunuh
Nadia.
“ Jangan...aku mohon jangan...” Nadia terbangun. Ia
merasakan sakit dan perih di tangannya dan ia begitu terkejut mendapati
tangannya yang berlumuran darah dan penuh luka. Segera ia menuju wastafel untuk
membersihkan tangannya. Lukanya terlihat begitu jelas seperti bekas cakaran dan
kulitnya yang agak sedikit robek. Nadia meringis kesakitan sambil mengambil
kotak obat lalu membalut lukanya.
_
Pagi ini Nadia pergi ke kampus dengan tanganya yang
di perban. Ia melihat jalanan sepi lalu hendak menyeberang, namun tiba-tiba ia
melihat sebuah ambulans yang muncul dengan kecepatan tinggi dan langsung
menabraknya. Nadia terpental beberapa meter dan mendarat di atas taman depan
kampusnya. Keyla yang melihat langsung menghampirinya.
“Hei jangan melihat saja cepat bawa ia ke rumah
sakit” ucap Keyla kepada kerumunan orang-orang yang mengelilingi Nadia. Keyla
terlihat begitu panik melihat sahabatnya sekarat.
Keyla menunggu didepan ruangan tempat Nadia dirawat.
Sesekali ia mengintip melalui jendela yang tertutup setengahnya dengan gorden
hijau. Ia terlihat begitu cemas dengan keadaan Nadia.
“Kau tahu apa yang terjadi pada temanmu?” seorang
lelaki berwajah cukup tampan dan berperawakan tinggi menghampiri Keyla lalu duduk disebelahnya.
“Kau ini siapa?” tanya Keyla mengernyitkan dahinya.
“Perkenalkan namaku Ardan” ucap laki-laki itu sambil
menyodorkan tangannya.
“Aku Keyla”
“Apa kamu nggak melihat apa yang terjadi dengan
temanmu?” tanya Ardan kembali.
“Aku hanya melihat Nadia tiba-tiba terpental begitu
saja”
“Temanmu itu sebenarnya tadi ditabrak sebuah
ambulans”
“Ambulans?kau ini bercanda tadi aku tak melihat
ambulans disana”
“Tentu saja kau tak melihatnya, ambulans itu bukan
berasal dari dunia kita. Ambulans itu berasal dari dunia lain dan hanya
orang-orang tertentu saja yang dapat melihatnya”
“Aku semakin
tidak mengerti dengan apa yang kamu katakan”
“Kau memang tidak mengerti, tapi aku yakin temanmu
itu pasti tahu”
_
Seorang perawat masuk untuk memeriksa keadaan Nadia.
Ia sudah sadar, tetapi keadaannya masih sangat lemah. Nadia terus memperhatikan
perawat yang dia pikir agak sedikit aneh. Wajahnya pucat seperti tidak ada
setetespun darah yang mengalir dalam tubuhnya.
“Kenapa Nadia? apa ada yang aneh denganku?” tanya
perawat itu yang kemudian berubah menjadi sesosok laki-laki seperti yang ada
didalam mimpinya. Laki-laki tersebut langsung mencekik leher Nadia. Ia
meronta-ronta berusaha melepaskan diri.
“Nadia, kamu kenapa?” Keyla masuk dan terkejut
melihat Nadia meronta-ronta sambil memegangi lehernya. Ardan yang ikut masuk segera
menolong. Ia menarik makhluk yang sedang mencoba membunuh nadia. Makhluk itu
terlihat marah dengan apa yang dilakukan Ardan, ia pun mencoba menyerang Ardan,
namun gagal. Ardan berhasil mencengkram bahu makhluk itu. Seketika makhluk itu
menghilang menjadi kepulan asap beraroma daging terbakar.
“Kamu nggak apa-apa Nad? tanya Ardan. Nadia
menggeleng, ia masih terlihat ketakutan.
“Hei sebenarnya ada apa ini?” tanya Keyla yang
terlihat bingung.
“Nadia, sepertinya makhluk itu sudah berani
mengganggumu didunia nyata. Sebaiknya kau harus cepat melenyapkan makhluk itu
atau kau...” Ardan menggantung kata-katanya.
“Ya aku tahu”
“Makhluk apa?melenyapkan apa? Bisakah kalian
menjelaskan kepadaku?” tanya keyla yang semakin bingung.
“Semua ini ada kaitannya dengan kejadian satu bulan
lalu, petugas ambulans yang menabrak semua temanmu hingga tewas. Ia sepertinya
bersekongkol dengan iblis. Tuganya untuk membunuh ketujuh remaja tidak berhasil
dan menyisakan kamu. Namun pria tersebut sudah tewas sebelum menyelesaikan
tugasnya. Dan kini ia sedang memburumu sebagai korban terakhirnya” jelas Ardan.
“Tapi bagaimana kau tahu?aku bahkan tidak mengenalmu
sebelumnya”
“Aku ada di sana saat kejadian itu terjadi termasuk
saat mayat pria yang di bakar masa itu bangkit.Nadia tepat malam ini kau harus
menyelesaikan semuanya”
“Tapi bagaimana caranya?”
“Kau harus kesana tepat tengah malam dan mengubur
mayat pria itu”
_
Jam 12 tepat tengah malam Nadia, Keyla dan Ardan
tiba di tempat pembunuhan keenam teman-teman Nadia yang sedang berkemah pada
saat itu. Masih terekam jelas dalam ingatannya saat mereka sedang membuat api
unggun, lalu mencul sebuah ambulans yang langsung menabrak semua
teman-temannya. Warga yang melihatnya segera memanggil masa lalu membakar
ambulans tersebut bersamaan dengan pengemudinya. Nadia berjalan menuju kearah
bangkai ambulans yang hanya menyisakan kerangkanya saja. Matanya menangkap
sesuatu yang membuatnya mual. Mayat petugas ambulans itu masih disana. Ternyata
tidak ada warga yanng sudi untuk menguburnya secara layak. Tiba-tiba terdengar
suara sirine ambulans.
“Nadia awas!” Keyla mendorong Nadia hinnga akhirnya
ia yang tertabrak ambulans tersebut”
“Keylaa!!” Nadia segera menghampiri Keyla yang
terbaring dengan luka parah di kepalanya”
“Ardan, bagaimana ini? Kita harus cepat membawanya
ke rumah sakit” ucap Nadia sambil terisak.
“Jadi menurutmu aku harus melakukannya?” tanya Ardan
sinis.
“Kenapa kau berkata seperti itu?” tanya Nadia kesal.
“Untuk apa aku menolong temanmu sedangkan aku juga
ingin membunuhmu korban terakhirku?”
“Ja...jadi kau...” seketika itu sebuah ambulans
tanpa pengemudi menabrak Nadia dengan kecepatan tinggi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar